Penciptaan Siti Hawa

Edisi 3 Agustus 2015 Sirah Nabawiyah
img

Penciptaan Siti Hawa dan Kisah-kisah Besar Dimulai

Ketika itu Adam AS turun dari atas mimbar, dan duduk diantara para malaikat. Kemudian Allah SWT menidurkannya. Di dalam tidurnya, Adam bermimpi melihat sosok Siti Hawa (saat sebelum Hawa diciptakan). Kecantikan Hawa, membuat Adam jatuh hati.

Dalam Kitab Qashash Al-Anbiya′, karya Ibnu Katsir: dalam Hadits tentang Isra Mi′raj, Rasulullah SAW bersabda: Ketika aku bertemu Yusuf, ternyata ia memiliki separuh dari kerupawanan. (HR Muslim)

Menurut Syeikh As-Suhaili dan ulama lain, bahwa makna separuh kerupawanan dalam Hadits itu adalah separuh kerupawanan Adam AS, karena Adam diciptakan secara langsung oleh Allah, sehingga tak mengherankan bila Adam demikian luar biasa. Nabi Yusuf AS memiliki separuh dari kerupawanan itu. Dan tiada satu manusia lain yang menandingi ketampanan mereka.

Selanjutnya Allah SWT menciptakan Siti Hawa, ia diciptakan dari tulang rusuk kiri Adam AS. Hawa memiliki bentuk dan tinggi badan yang sama dengan Adam. Namun, Allah memperindahnya dengan wujud yang lebih feminin. Kecantikannya melebihi seribu bidadari.

Hawa memiliki sebanyak 700 ikatan pada rambutnya. Allah menghiasi Hawa dengan gelang dan perhiasan dari surga yang mengkilap melebihi cahaya matahari. Hawa dan keturunannya adalah secantik-cantiknya wanita sampai nanti di hari kiamat. Begitu juga kecantikan Siti Hajar, istri Ibrahim AS yang tak tertandingi oleh kaum wanita lain di bumi.

Pada suatu ketika, Adam AS terbangun dari tidurnya, Hawa sudah berada di sampingnya. Seketika Adam merasa sangat takjub dan jatuh cinta padanya hingga syahwatnya tergugah. Kemudian dikatakan pada Adam, ″Jangan engkau lakukan itu sampai kau mendatangkan maharnya″. Adam pun bertanya, ″Apa mahar (maskawin) nya?″ Allah menjawab, ″Aku mencegah kalian dari pohon gandum, maka janganlah kalian makan dan itulah maharnya.″

Dikatakan, sesungguhnya Allah SWT berfirman, ″Berikanlah dia mahar,″ Adam bertanya, ″Apa maharnya?″ Allah menjawab, ″Bacakan shalawat pada nabiku dan kekasihku Muhammad SAW.″ Adam bertanya, ″Siapakah Muhammad itu?″ Allah menjawab, ″Dia adalah anak cucumu nanti dan dia adalah penutup para nabi, andai bukan karena dia, aku tidak akan menciptakan mahluk.″ Wallahu A′lam.

Penelusuran Ayat-ayat Al Qur′an dan Hadits yang meriwayatkan Penciptaan Hawa, Isyarat Penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam diperoleh dari hadits. Kata Hawa adalah nama wanita pertama, manusia kedua yang diciptakan Allah SWT. Hawa dianggap sebagai Ummul Basyar (ibu umat manusia).

Secara bahasa arti Hawa adalah ′sesuatu yang hidup′ atau juga bisa berarti ′hasrat′ atau ′keinginan′. Hawa yang berarti hasrat atau keinginan adalah sebuah nama yang pantas disematkan, karena memang manusia diciptakan berdasarkan keinginan Allah untuk berkembang menjadi banyak manusia demi memakmurkan bumi, menjadi khalifah di bumi.

Ayat-ayat yang mengisyaratkan asal usul penciptaan wanita adalah

″Hai sekalian manusia bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kalian dari ′diri yang satu′ (nafs wahidah), dan darinya Allah menciptakan pasangannya (zawjaha), dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan wanita banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.″ (QS. An-Nisa′(4):1)

″Dan Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam)[1], maka (bagimu) ada tempat menetap dan tempat simpanan[2]. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kebesaran Kami) kepada orang-orang yang mengetahui[3].″ (QS. Al An′am (6):98)

  1. Kemudian Allah kembangkan sehingga menjadi banyak dan memenuhi bumi ini.
  2. Diantara mufassir ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud ″tempat menetap” adalah rahim ibu dan ″tempat simpanan” ialah tulang sulbi bapak. Ada pula yang berpendapat bahwa tempat menetap ialah di atas bumi waktu manusia masih hidup dan tempat simpanan adalah di dalam bumi (kubur) saat manusia telah mati.
  3. Kepada mereka yang mengetahuilah ditujukan pembicaraan ini, adapun orang-orang yang jahil lagi keras, yang berpaling dari ayat-ayat Allah dan dari ilmu yang dibawa para rasul, maka penjelasan tidaklah berguna apa-apa bagi mereka, perincian pun tidak menghilangkan sesuatu yang masih samar, dan penjabaran pun tidak menghilangkan kemusykilan mereka.

″Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya[4], agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (isterinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), ″Jika Engkau memberi kami anak yang sempurna fisiknya (tidak cacat), tentulah kami akan selalu bersyukur.″ (QS. Al ′Arâf (7):189)

  1. Yaitu Hawa.

″[5]Dia menciptakan kamu [6] dari diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya [7] dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak [8] untukmu. [9]Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian[10] dalam tiga kegelapan[11]. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan?″ (QS. Az Zumar (39):6)

  1. Termasuk keperkasaan-Nya pula.
  2. Wahai semua manusia.
  3. Yaitu Hawa dari ″tulang rusuk″ Adam, agar Beliau (Adam) merasa tenteram dan tenang dengannya, dan kenikmatanpun menjadi sempurna dengannya.
  4. Yaitu unta, sapi, kambing dan domba, masing-masing ada jantan dan ada betina. Disebutkan hewan ternak secara khusus padahal Dia telah menurunkan berbagai maslahat untuk hamba-hamba-Nya baik berupa hewan maupun lainnya karena banyak manfaat hewan ternak itu, meratanya maslahatnya, dan karena keutamaannya. Di samping itu, hewan ternak itu (unta, sapi dan kambing) dikhususkan dengan hal-hal tertentu, seperti untuk kurban, hadyu, aqiqah, terkena zakat, dan dalam hal diat (denda).
  5. Setelah Dia menyebutkan tentang penciptaan nenek moyang kita (Adam dan Hawa), maka Dia menyebutkan awal penciptaan kita.
  6. Yaitu dari mani menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging. Ketika itu tidak ada tangan manusia yang menyentuh dan tidak ada mata mereka yang melihat, Dia yang mengurus kamu di tempat yang sempit itu.
  7. Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.

Para Mufassir sebelumnya seperti al Qurthubi, al Zamakhsyari, al Alusi, Jalaluddin al Suyuti, dan lainnya juga memahami dan meyakini nafs wahidah adalah Adam dan zawjaha adalah Hawa. Mereka memahami ayat tersebut berdasarkan pada Hadits tentang penciptaan wanita riwayat Bukhârî Muslim dimana Ibn Katsir juga mencantumkan dalam tafsirnya.

″Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sementara yang paling bengkok itu bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah wanita dengan cara yang baik″ (HR Bukhârî, Muslim, Ibnu Abi Syaibah, dan Baihaqî)1

Hadits tersebut secara harfiah atau literal artinya, Hawa telah diciptakan oleh Allah dari tulang rusuk. Apakah pemahaman hadits secara harfiah ini betul dan tepat? Mungkinkah yang dimaksudkan dan dikehendaki oleh Nabi adalah makna majazi atau metafora dan bukan makna hakiki atau literal?

Syeikh Tanthawi (ulama′/Grand Syaikh Universitas Al Azhar Kairo) telah menukil dari Tafsir al Wasith (1/837), bahwa Jumhur Ulama berpendapat, Hawa diciptakan dari tulang rusuknya Adam. Saat Adam sedang tidur, setelah terjaga ia menjumpai Hawa dan timbul perasaann cinta, sebab Hawa diciptakan dari bagian tubuh Adam sendiri.

Dr. Wahbah Zuhaili menambahkan bahwa pencipta an Hawa dari tulang rusuk Adam adalah untuk menampakkan kekuasaan Allah, yaitu menciptakan sesuatu yang hidup dari benda hidup yang lain, bukan dengan cara kelahiran. (Tafsir Munir 2/557). Dalam perkembangan sains diketahui bahwa ada- nya kesamaan antara peta genetik dan jumlah kromosom pada Adam dan Hawa.

Pesan penting yang dalam Hadits Rasulullah SAW tersebut, bukan masalah penciptaan Hawa, namun, memerintahkan laki-laki berlemah lembut dalam hubungannya dengan wanita dan hendaklah bersikap lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan mereka, karena kekerasan tidak akan berdampak baik. Demikian juga jika membiarkannya, maka akan merugikan kedua belah pihak.

Perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadits riwayat al-Bukhârî 4889, Tirmidzi dan Imam Ahmad dari musnad Samrah bin Jundub).

Jika dianalisa dari segi bahasa, perkataaan min dalam bahasa Arab biasanya bermakna ′dari′, tetapi kadangkala juga bisa bermakna ′seperti′ (mitsl). Persoalannya, apakah yang dikehendaki dan dimaksudkan Hadits ini (Hadits yang menyebut frasa ka al-dil′) adalah ′seperti′ (mitsl) dan bukannya ′dari′?

Jika diambil prinsip dan kaidah bahwa suatu hadits bisa ditafsir dengan menggunakan hadits yang lain, maka makna yang rajih (kuat) bagi hadits itu adalah hakekat kejadian wanita seperti tulang rusuk (ka al-dil′), bukan dari tulang rusuk. Oleh karena itu, qarinah atau bukti kesahihan makna ′seperti′ (mitsl) dalam hadits ini adalah hadits sahih yang lain.

Konsepsi teologis yang menganggap Hawa berasal dari tulang rusuk Adam membawa implikasi psikologis, sosial budaya, ekonomi dan politis bagi eksistensi wanita. Terlepas dari pemahaman tentang hikmahnya, keterangan dari hadits itu secara tersirat mengasumsikan wanita sebagai ′the second creature′ makhluk kedua yang kedudukannya di bawah laki-laki.

Dalam Ayat 1 Surat an-Nisa′ tersebut, ada informasi bahwa penciptaan manusia sejak awal tidak menunjukkan adanya perbedaan substansi antara laki-laki dan wanita. Kalaupun antara keduanya memiliki perbedaan maka substansi perbedaan itu tak pernah ditonjolkan. Ini mengisyaratkan, bahwa Al-Qur′an memiliki pandangan yang positif terhadap wanita.

img

Kelahiran Anak-Anak Adam AS

Ibnu Abbas RA berkata: ″Masa menetapnya Adam dan Hawa di surga adalah setengah hari dari hitungan hari-hari akhirat yaitu kira-kira 500 tahun dari hitungan tahun di dunia.″

Imam Tsa′labi berkata: ″Ketika Hawa hamil, janinnya seketika bisa bergerak lalu kaget dan berkata dari mana yang bergerak ini bisa keluar dariku, saat lahir maka lahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan lalu yang laki diberi nama Habil dan yang perempuan diberi nama Layutsa.″

Kehamilan yang kedua Siti Hawa melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan dalam satu kandungan lalu mereka diberi nama Qabil dan Iqlima. Dikatakan Hawa mengandung sebanyak 20 kali, pada setiap kandungan melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan, maka jumlah anaknya adalah 40, terdiri laki-laki dan perempuan. Dikatakan lagi bahwa anak yang dilahirkan Hawa berjumlah 200 orang, tak pernah melahirkan satu anak dalam satu kandungan kecuali Nabi Syits. Anak cucu Adam bertambah terus selama Adam masih hidup, dan berjumlah kurang lebih 40 ribu yang terdiri laki-laki dan perempuan, dan itu ada dalam firman Allah:

″Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mengunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.″ (QS An Nisa′ (3):1)

Pertikaian Anak-Anak Adam AS

Diceritakan pada saat anak cucu Adam jumlahnya semakin banyak mereka saling bertengkar. Imam tsa′labi berkata saat Qabil sudah besar maka Adam memasrahkan padanya urusan pertanian. Sedangkan Habil yang mengurus peternakan, lalu Allah memberi wahyu pada Adam anaknya agar Iqlima dinikahkan dengan Habil dan Layutsa dengan Qabil.

Namun Qabil menolak menikah dengan Layutsa dan berkata saya tidak akan menikah kecuali dengan Iqlima karena dia dilahirkan bersamaku dalam satu kandungan dan aku lebih mencintai dia daripada saudarinya Habil. Pada waktu itu nikah saudara itu diperbolehkan untuk memperbanyak keturunan. Setelah itu maka Adam berkata wahai anakku janganlah kamu durhaka pada Allah yang telah memberi perintah padaku pada masalah ini, lalu Qabil menjawab saya tidak akan membiarkan saudaraku mempersunting Iqlima.

Lalu Adam berkata pergilah kamu dan saudaramu dan berkurbanlah untuk Allah pada sesuatu yang terbaik yg kalian miliki lalu letakkanlah kurban kalian lalu tunggu dan lihatlah siapa yg kurbannya diterima dialah yang lebih berhak atas Iqlima.

Mereka sepakat pergi menuju ke Mekkah lalu naik di salah satu gunung di wilayah itu. Habil berkurban menggunakan kambing pilihan, sedangkan Qobil berkurban pakai gandum yg tidak disertakan tangkainya. Firman Allah :

″Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): ″Aku pasti membunuhmu!.″ Berkata Habil: ″Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.″ lalu Qabil berkata pada saudaranya jika kamu ambil Iqlima aku akan membunuhmu dan tak akan ku biarkan kamu ambil saudariku yang cantik dan aku pun tak akan mau menikah dengan saudarimu yang buruk rupa.″ (QS Al Maidah: 27) (Tim JUMRAH)

Artikel Terakhir

Arsip

Penyelenggara Umrah