Tips Ketika Berada di Masjidil Haram

Edisi 2 Juni 2015 Info Tips
img

Saat Shalat Lima Waktu

Beberapa tips shalat berjamaah di depan Ka′bah (dekat dengan Ka′bah) :

  1. Datang sebelum Adzan (+/- 10 menit sebelum Shalat fardlu).
  2. Niatkan setiap akan ke Masjidil Haram, Anda melakukan Thawaf Sunah.
  3. Mulailah dari garis awal Thawaf (Rukun Hajar Aswad), dan kerjakan thawaf sunah. Insya Allâh, ketika Anda sedang Thawaf, adzan akan berkumandang, saat itulah Anda berhenti di mana saja di dekat ka′bah dan langsung membentuk shaf bersama jama′ah lainnya. Alhamdulillâh, Anda dapat mengerjakan shalat di shaf yang utama (bagian depan atau dekat ka′bah). Setelah shalat fardlu, selesaikan thawaf sunnah Anda hingga putaran ke 7.

Saat Shalat Jum′at

  1. Bila hari Jum′at, keadaan Masjidil Haram akan mulai sangat padat mulai Jam 10:00 (waktu setempat).
  2. Pastikan Anda dalam kondisi bugar, dan memohon kepada Allâh, agar dapat mencegah dari keinginan buang air (kecil/besar). Bila Anda sudah terbiasa tidak batal wudlu selama 3 jam maka Anda dapat mulai masuk ke Masjidil haram pada jam tersebut. Namun bila tidak, maka Anda dapat mulai datang Jam 11:00 (waktu setempat) atau 11:30 (waktu setempat).
  3. Bila Anda shalat Jum′at bersama istri Anda. Lebih baik bila mencari tempat yang berdekatan dengan blok shaf khusus untuk Jamaah wanita, sehingga akan memudahkan ketika akan keluar masjid.
  4. Lebih baik Anda dapat melaksanakan Ibadah Shalat Jum′at di dalam Masjidil Haram, karena terlindung dari sengatan matahari.
  5. Dan bila shalat Jum′at usai, jangan ikut arus untuk segera keluar Masjid, tunggu keadaan lebih longgar.
img

Tips Thawaf dan Sa′i

  1. Hafalkan do′a-do′a singkat, jangan disibukkan dengan catatan atau buku panduan.
  2. Berangkat dalam rombongan (berkelompok).
  3. Memahami keadaan ′crowd′ (kerumunan atau kondisi sesak) maka, jangan menabrak kerumunan yang sesak dan padat tersebut, lebih baik mengambil sisi yang agak menjauh dari ka′bah.
  4. Hindari waktu padat atau thawaf di lantai dua.

Tips Mencium Hajar Aswad

  1. Ambil kesempatan pada saat keadaan sekitar ka′bah tidak terlalu padat.
  2. Pastikan fisik dalam kondisi sehat dan kuat.
  3. Jangan membawa barang berharga.
  4. Memakai pakaian ihram secara benar dan kuat.
  5. Jangan menggunakan jasa joki.
  6. Jangan terlalu lama ketika mendapatkan kesempatan mencium Hajar Aswad.
  7. Hindari menyakiti sesama jamaah.
  8. Anda dapat mengambil ″jalan″ dari arah Rukun Yamani terus mendekat dinding Ka′bah sambil berjalan menuju ke arah Hajar Aswad atau dari arah Pintu Ka′bah (dekat Askar yang berdiri di Atas Hajar Aswad) berjalan menuju ke arah Hajar Aswad, dan pada saat jamaah lain selesai mencium hajar Aswad, biasanya ada jeda waktu jamaah berebutan, saat itulah Anda masuk ke dekat Hajar Aswad (Tips ini hanya sekedar ikhtiar dan upaya, namun juga harus dibarengi dengan tekad yang kuat dan senantiasa memohon kepada Allâh agar diberi izin untuk dapat mencium Hajar Aswad).
  9. Tetap perlu diingat bahwa mencium Hajar Aswad itu sunnah saja, jadi bila keadaan sangat tidak memungkinkan lebih baik Anda tidak memaksakan diri.

Hukum menyentuh dan mencium Hajar Aswad

Menyentuh atau mencium Hajar Aswad adalah Sunnah dalam Thawaf, seandainya kita tidak dapat menciumnya, cukup menyentuhnya dan tangan yang kita pakai menyentuh tadi kita cium, hal ini sudah cukup. Jangan memaksakan diri dengan menyewa ″joki″ atau ″bodyguard″ dengan membayar mereka dengan sejumlah uang real (dari mulai 75 hingga 150 real). Kita tidak perlu melakukan sesuatu pekerjaan sunnah dengan melakukan yang haram. Menyewa Joki berarti, si Joki membukakan jalan bagi kita menuju hajar Aswad dengan cara mencegah atau menyingkirkan jamaah lainnya, tentu hal ini dilarang karena menyakiti jamaah lainnya.

Para Imam Madzhab, berdasarkan hadis-hadis berikut:

Dari Abdullâh bin Umar RA, sesungguhnya Rasulullâh SAW ber-istilam (menyentuh) Rukun Yamani dan Hajar Aswad pada setiap beliau Thawaf. (Mutaffaq alaih) dan di dalam Sunan Abu Dawud :

″Rasulullâh SAW menciumnya.″

Dari Nafi′ beliau berkata :

″Saya melihat Ibnu Umar RA menyentuh Hajar Aswad dengan tangannya kemudian mencium tangan beliau itu dan beliau berkata, aku tidak pernah meninggalkan perbuatan ini (menyentuh hajar aswad dan mencium tangannya) sejak aku melihat Rasulullâh SAW melakukannya.″ (HR Muslim).

img

Dari Abu Thufail beliau berkata :

″Saya melihat Rasulullâh SAW berthawaf di baitullâh di atas untanya. Beliau menyentuh hajar Aswad dengan Mihjan (tongkat yang bengkok di bagian pegangannya) kemudian mencium tongkat itu.″ (Musnad Shahabat di dalam kitab At Tis′ah).

Dari Abdu llâh bin Abbas RA,

″Sesungguhnya Rasulullâh SAW berthawaf di baitullâh di atas untanya, setiap Beliau melewati Hajar Aswad beliau ber-isyarat ke arahnya (Hajar Aswad) dengan sesuatu yang ada pada beliau (tangan, atau apa saja yang dipegang) dan bertakbir.″ (HR Bukhari).

Pendapat 4 Imam Madzhab

Imam Hanafi :

″Sunnah mencium (hajar Aswad), bila tidak memungkinkan, cukup menyentuhnya, bila tidak memungkinkan cukup bertakbir, bertahmid atau bertahlil ke arahnya.″

Imam Maliki :

″Sunnah mencium (hajar Aswad) dan bibirnya (yang warna putih), bila tidak memungkinkan, cukup menyentuhnya, bila tidak memungkinkan cukup bertakbir, bertahmid atau bertahlil ke arahnya, tanpa berisyarat. Beliau menambahkan, ketika mencium hajar aswad adalah dengan hidung, Bukan dengan kening atau dua pipi.″

Imam Syafi′i dan Hanbali :

″Sunnah mencium (hajar Aswad) dengan kening, bila tidak memungkinkan, cukup menyentuhnya dan mencium tangan yang dipakai mencium tadi, bila tidak memungkinkan cukup beri syarat dengan Tangan ke arah hajar aswad.″

(Tim JUMRAH)

Awas Copet!!!
Kawasan sekitar Masjidil Haram, ada beberapa titik rawan yang harus diwaspadai oleh para jamaah:
  1. Daerah sekitar pelataran masjid.
  2. Seputaran Ka′bah.
  3. Tempat Tahallul (Marwah).
  4. Kawasan perbelanjaan.
  5. Di Escalator dari terminal Bus/Taxi ke Pelataran Masjidil Haram.
  6. Di Toilet/tempat wudlu′.
  7. Di jalan kecil & ramai di dekat pemondokan.

Artikel Terakhir

Arsip

Penyelenggara Umrah