Masjid-Masjid Bersejarah Bertabur Berkah

Edisi 5 November 2015 City Tour
img

Ziarah di Mekkah

Mekkah, kota suci umat Muslim yang selalu menarik. Bila dikaji secara mendalam akan semakin memiliki daya tarik. Setiap jengkal tanah di kota suci ini memiliki ke kemuliaan. Sebagai tanah suci, tentu saja menjadi tujuan setiap orang mukmin.

Secara khusus, Allah Ta'ala menyatakan bahwasanya tanah suci Mekkah penuh dengan berkah, yang setiap saat memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi setiap orang yang masuk di dalamnya. DI kota ini berdiri banyak Masjidmasjid yang menjadi sejarah perjalanan kenabian Rasulullah SAW. Berikut beberapa masjid yang menjadi bagian dari sejarah perjalanan Rasulullah tersebut.

Masjid Jin

img

Dinamakan Masjid Jin, karena di tempat ini para jin berbai'at kepada Rasulullah dan masjid ini ada kaitannya dengan Asbabun nuzul-nya QS. Surat Al Jin (72): 1-2. Peristiwa bai'at ini disebutkan di dalam Al Quran surat Al-Ahqaf (46): 29-32. Dalam riwayat Imam Tirmidzi (Kitab Sunan-nya, hadits no. 2861) yang menceritakan bahwa Rasulullah membuat garis batas untuk Ibnu Mas'ud RA di tempat ini seraya bersabda, "Jangan meninggalkan garismu."

Masjid ini juga mempunyai nama lain yaitu Masjid Haras (Penjaga), karena di tempat ini dahulu para penjaga kota Mekkah melaporkan situasi kepada komandannya. Terletak di kawasan Mala diseberang jalan berhadapan dengan Masjid As Syajarah.

Masjid As Syajarah

img

Dinamakan masjid As Syajarah yang berarti pohon. Berdasarkan riwayat dari Al Bazzar dalam Kitab Musnad-nya (1/438), Abu Ya’la (Musnad 1/190) dan Al Haitsami dalam Majma’

Az-Zawaid-nya, disebutkan bahwa Rasulullah memanggil sebatang pohon dari tempatnya. Pohon itu mendatangi Rasul bersama dengan akarnya, dan berdiri menghadap Rasul. Lalu Rasul menanyakan sesuatu kepada nya, dan selanjutnya memintanya kembali ke tempat semula.

Menurut Al-Azraqi (wafat 244 H / 858 M) dan Al-Fakihi, sebelum rombongan jin masuk Islam, mereka meminta kepada Rasul suatu mukjizat, sebagai tanda kebenaran atas kenabiannya. Lalu dipanggillah pohon yang ada di hadapannya itu dan selanjutnya, yakni di lokasi masjid Syajarah sekarang. Lokasi masjid ini berada di kawasan Hujun-Mala tidak jauh dari Masjidil Haram.

Masjid Tan’im (Masjid ‘Aisyah)

Masjid ini juga disebut Masjid 'Aisyah, di tempat inilah ‘Aisyah RA memulai umrah atas perintah Rasulullah. Masjid Tan’im juga menjadi salah satu miqat umrah terfavorit dari beberapa miqat yang ada, karena tempatnya mudah dijangkau, yang paling dekat dengan Masjidil Haram.

img

Madzhab Syafi’i mendahulukan (mengutamakan) Ji’ranah sebagai miqat, di dalam kitab "al-Idah Fi Manasiki al-Hajj' disebutkan' "Lebih utama bagi orang yang berada di tanah halal, miqatnya dari al-Ji’ranah, karena Rasulullah berumrah darinya, kemudian Tan’im, karena sesungguhnya Nabi memerintahkan ‘Aisyah RA agar berumrah darinya.

Kemudian al-Hudaibiyah, karena sesungguhnya Rasulullah ketika akan memasuki kota Mekkah untuk berumrah, beliau memulai darinya." (An-Nawawi al-Idah fi Manasiki wal Umrah, 383). Selain beberapa tersebut, terdapat banyak masjid di kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina, kawasan tersebut disingkat dengan Armuna ini adalah bagian sangat penting dalam pelaksanaan Ibadah Haji.

Oleh sebab itu, sudah menjadi kebiasaan tempat ini sebagai tujuan ziarah. Bila musim haji, ziarah ke kawasan ini dilaku-kan sebelum pelaksanaan wuquf, disamping sebagai wisata juga untuk mempelajari medan pelaksanaan haji. Bila di luar musim haji, berziarah ke tempat ini memberi ketenangan tersendiri.

Masjid Namirah

img

Masjid yang didirikan untuk menandai tempat khutbah saat wuqufnya Ibrahim AS dan Isma'il AS dan tempat khutbah Wada’ Rasulullah. Namirah atau Namrah adalah nama dataran tinggi yang ada di sebelah barat Masjid Namirah yang sekarang, tidak termasuk dalam kawasan wuquf.

Pada Hari Arafah 9 Dzulhijjah 10 H (Jum'at 8 Maret 632M), Rasulullah mendirikan kemah di Namirah dan setelah tergelincirnya matahari (Zawal) berangkat menuju ke tengah lembah Uranah untuk berkhutbah, melaksanakan shalat Dzuhur dan Ashar secara Jama’ Taqdim, di lokasi khutbah tersebut.

Masjid ini dibangun pada awal Dinasti ‘Abbasiyah, yakni pertengahan Abad II Hijriyah, (Tarikh Mekkah Qadiman wa Haditsan-Muhammad Ilyas Abd al Gani) Dalam pergerakan perpindahan jama’ah dari Namirah ke lembah Uranah untuk melaksanakan wuquf tersebut diceritakan ada seorang jama’ah haji yang terjatuh dari unta dan meninggal dunia.

Masjid Al Khaif

img

Masjid Al Khaif terletak di Mina berseberangan dengan Jamarat (Jumrah Ula), di sebelah selatan Jamarat. Masjid ini dapat diartikan sebagai 'tempat tinggi di bumi' karena terletak di kaki gunung Shabih. (Al Jabal wal amkanah wal miyah – Az Zamakhsari, 1/17).

Dibangun pada masa Rasulullah, dan mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Bentuk bangunan masjid tetap dipertahankan pada masa Dinasti Turki Ottoman. Perubahan dan pengembangan mulai dilakukan pada masa Dinasti Saudi. Di tempat inilah Rasulullah berkemah (mabit) selama tiga hari (tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah).

Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas RA: Dari Ibn ‘Abbas RA ia berkata: "Sungguh ada tujuh puluh nabi yang pernah mengerjakan shalat di Masjid al-Khaif" (Sunan Al Kubra Al Baihaqi). Selama di tempat ini Rasulullah SAW meng-qashar shalat yang empat raka’at dan tidak menjama’-nya. Setiap sesudah dzuhur (ba’da al zawal), beliau melempar tiga Jumrah. (TIM JUMRAH)

Artikel Terakhir

Arsip

Penyelenggara Umrah