Gunung-Gunung Yang Menjadi Saksi

Edisi 6 Desember 2015 City Tour
img

JABAL NUR

Di sebelah utara masjidil Haram (kurang lebih 6 km), terdapat sebuah gunung (Jabal Nur) dan di puncaknya terdapat guayang dikenal dengan nama Gua Hira. Di dalam gua inilahuntuk pertama kalinya Rasulullah SAW menerima wahyuyakni surat Al'Alaq ayat 1-5.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[i], Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Sebuah peristiwa yang menggambar maksud Allah Ta'ala mengajar manusia dengan perantaraan tulisan untuk dibaca.

Gua Hira adalah gua kecil dengan panjang 3,5 meter danlebar 1,5 meter, letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya.

Rupanya, Rasulullah sudah sejak lama seringkali mengunjugigua Hira untuk menyendiri, menenangkan pikiran.

Hingga suatu hari, malaikat Jibril mendatanginya untuk menyampaikan wahyu. Setelah wahyu pertama turun, selanjutnya Rasulullah mengalami proses yang panjang dalam kerasulannya hingga Isra dan Miraj.

img

JABAL AS-SAYYIDAH

Jabal As-sayyidah berada di perkampungan Al-Hujun, tidak jauh dari Masjidil Haram. Ketinggian bukit ini kurang lebih 400 m. Di bawah bukit ini terbentang pemakaman al-Ma'la.

Gunung ini diberi nama As-sayyidah yaitu Assayyidah Khadijah ra. Area sekitar Jabal As-sayyidah sudah dihuni oleh penduduk Makkah.

Di pemakaman ini dikuburkan keluarga Rasulullah, antara lain Siti Khadijah Ra (istri), Qasim bin Muhammad (anak), Abdul Muthalib (kakek), Abu Thalib (paman), dan para sahabat beliau (seperti Abdullah bin Zubair Ra), juga Asma' binti Abu Bakar. Keluarga besar Bani Hasyim (leluhur Gunung-Gunung Yang Menjadi Saksi Rasulullah). Di pemakaman ini juga terdapat makam Syeikh Nawawi Al Bantani dan juga jamaah haji yang wafat.

Kawasan pemakaman lainnya di Mekkah adalah Adl dan Shara'i (yang terletak di Jalan Taif Al Sail)

img

JABAL RAHMA

Gunung ini berada di padang 'Arafah yang terletak sekitar 21 kilometer arah tenggara kota Makkah. Tingginya ini kurang lebih 500 m dari permukan laut. Di puncak bukit ini terdapat tugu peringatan sebagai titik pertemuan antara Adam AS dan Siti Hawa setelah berpisah sekitar 200 tahun ketika diturunkan Allah dari surga untuk menghuni bumi.

Setelah beberapa lama berpisah, Adam AS merasa rindu kepada Siti Hawa, istrinya. Hingga suatu masa, Allah Ta'ala memerintahkan kepada Adam melaksanakan ibadah haji ke Makkah.

Disebutkan dalam kitab Ara'is al-Majlis karya Al-Tsa'aibi, Allah mewahyukan kepada Adam AS;

"Aku memiliki tanah haram (terhormat) dalam posisi sejajar dengan singgasana-Ku (Arasy). Karena itu, datanglah kesanadan berkelilinglah (thawaf) sebagaimana dikelilinginya singgasana-Ku. Shalatlah di sana sebagaimana dilaksanakan shalat di sisi singgasana-Ku. Disanalah Aku memperkenankan doamu."

Dengan bimbingan Malaikat Jibril berangkatlah Adam kearah Makkah.

Imam Thabari meriwayatkan, dari India, Adam AS berangkat menuju Mekkah, lalu beliau mencari Hawa. Keduanya mendekat di Muzdalifah (yang artinya mendekat), lalu mengetahui dan saling mengenali di 'Arafah, untuk berkumpul di Jama'i.

Di bawah kaki bukit ini terdapat bekas peninggalan mata air ('ain) Zubaid yang dulu digunakan untuk memberi minum jama'ah haji dan sebuah masjid (Mushalla) As-Shakhrat.

Diriwayatkan bahwa di situlah Rasulullah pernah berhentiwuquf pada saat haji Wada' dan di situ telah turun ayat Al-Quran Surat Al Ma'idah (5) Ayat 3:

"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu" (QS. Al Ma'idah (5):3)

Dahulu Jabal Rahmah sulit untuk didaki, kemudian atas prakarsa dari Muhammad ibnu 'Ali As-Asuhani, pada tahun 559 Hijriyah dibuatlah jalan tangga.

img

JABAL TSAUR

Jabal Tsaur atau Tsur terletak sebelah selatan Masjidil Haram, berjarak kurang lebih 7 km dari Masjidil Haram. Gunung inimembentang ke sebuah perkampungan Hijrah. Tinggi bukit kurang lebih 755 m dan luasnya 10 km persegi.

Dinamakan Tsaur karena bentuknya seperti tsaur atau Kerbau yang bediri menghadap ke arah selatan.

Di area gunung terdapat gua, dinamakan gua Tsur. Untuk mencapai gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama kurang lebih 1,5 jam. Pengunjung yang masuk kedalam gua harus berjalan merangkak (tiarap) dan setelah masuk hanya dapat duduk saja.

Kondisi kemiringan Jabal Tsaur tidak terlalu curam seperti Jabal Nur yang mencapai kemiringan sekitar 60 derajat.

Jabal Tsur mungkin memiliki kemiringan sekitar 45 hingga50 derajat.

Jabal Tsaur menjadi saksi dalam sejarah Islam. Ketika akanhijrah ke Yastrib, Rasulullah bersama sahabat Abu Bakar Rapernah bersembunyi di gunung ini.

Menurut riwayat, setelah Rasulullah selamat dari kepungan kaum Quraisy, secara diam-diam menuju ke gua yang ada di Jabal Tsur untuk bersembunyi sementara, sebelum meneruskan perjalanan ke Madinah.

Sebenarnya dalam pengejaran, kaum Quraisy sudah tiba di gua itu, tetapi mereka mendapati pintu gua tertutup sarang laba-laba dan terdapat merpati yang sedang bersarang. Mereka tidak menyangka Rasulullah dan Abu Bakar ra berada didalamnya. Sesungguhnya AbuBakar merasa ketakutan, ketika mereka sudah berada didepan gua, saat itu Rasulullah menghiburnya dengan berkata:

"Wahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu jika ada dua orang dan Allah adalah yang ketiganya?" Janganlah kamu berdukacita, Sesungguhnya Allah beserta kita." (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah tiga hari di dalam gua, beliau berdua berangkat ke Madinah dengan selamat.

img

JABAL UHUD

Adalah gunung yang terletak di Madinah, berada sekitar 5 kilometer sebelah utara Masjid Nabawi. Gunung ini tidak terlalu tinggi, lebih mirip bukit yang tingginya hanya 1.050 meter dengan panjang dan lebar sekitar 7 x 2,6 kilometer.

Keutamaan Jabal Uhud disebutkan dalam hadits-hadits.

Telah menceritakan kepadaku Nashr bin 'Ali dia berkata, telah mengabarkan Ayahku dari Qurrah bin Khalid dari Qatadah aku mendengar dari Anas bin Malik Ra, bahwa Rasulullah menengok ke arah bukit Uhud, dan bersabda,

"Ini adalah gunung yang mencintai kami, dan kami pun mencintainya, ya Allah sesungguhnya Ibrahim telah mensucikan kota Makkah, dan akupun mensucikan kota yang berada diantara dua batu hitam (yaitu Madinah)." (HR Bukhari).

Jabal Uhud disebutkan dalam hadits sebagai ukuran pahala, yaitu dengan istilah qirath:

"Barang siapa yang memelihara anjing, selain anjing untuk berburu atau penjaga hewan ternak, maka pahalanya akan berkurang setiap hari sebesar dua qirath." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa yang mengikuti jenazah seorang muslim atas dorongan iman dan mengharap pahala, dia mengikutinya sejak dishalatkan hingga selesai dimakamkan, maka ia kembali dengan membawa pahala sebesar 2 qirath. Satu qirath adalah sebesar gunung Uhud. Barangsiapa yang hanya menyalatkan jenazah tersebut, kemudian ia kembali sebelum jenazah tersebut dimakamkan, maka ia kembali dengan membawa pahala 1 qirath saja".

JABAL ABI QUBAIS

Sebuah bukit yang letaknya sangat dekat dengan Masjidil Haram dan berhadapan dengan bukit Shafa. Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa Jabal Abi Qubais adalah bukit pertama yang diciptakan Allah dimuka bumi kemudian terpencar darinya gunung-gunung lainnya.

Letak kota Makkah sendiri berada di 'perut' lembah yangdikelilingi oleh bukit bukit dari segala arah. Di sebelah timur ada Jabal Abu Qubais dan di sebelah barat dibatasi olehdua bukit Qa'aiqa' (Qu'aiqu'an) dan keduanya membentuk alur seperti bulan sabit yang mengelilingi perkampungan Mekkah. Tingginya 420 meter di atas permukaan laut. Duludi atas puncak bukit itu terdapat sebuah masjid, Masjid Bilal.

Jabal Abi Qubais dikenal juga dengan nama Jabal al- Aminatau bukit kepercayaan atau bukit penyimpan amanah.

Karena Allah telah mengamankan Hajar Aswad di bukit ini ketika bencana air bah di zaman Nabi Nuh AS.

Dr. Muhyiddin Ahmad Imam dalam Kitab fi Rihab al-baital Atiq, menyampaikan: "Ketika Nabi Ibrahim membangun Baitullah, Hajar Aswad dikeluarkan kembali dari Jabal Abi Qubais lalu dibawa oleh Jibril AS dan diserahkannya kepada Ibrahim AS untuk dipasang di sudut Ka'bah."

Diriwayatkan juga bahwa batu-batu yang digunakan untuk membangun Baitullah oleh Ibrahim AS diambil dari Jabal Abi Qubais dan Jabal al-Ka'bah. Setelah bangunan Ka'bah, ia naikke Jabal Abi Qubais.

Dari atas bukit ini ia berseru:

Tafsir Jalalain: (Dan berserulah) serukanlah (kepada manusia untuk mengerjakan haji) kemudian Nabi Ibrahim naik ke puncak bukit Abu Qubais, lalu ia berseru, "Hai manusia!

Sesungguhnya Rabb kalian telah membangun Baitullah dan Dia telah mewajibkan kalian untuk melakukan haji, maka sambutlah seruan Rabb kalian ini". Lalu Nabi Ibrahim menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri serta ke arah Timur dan ke arah Barat. Maka menjawablah semua orang yang telah ditentukan baginya dapat berhaji dari tulang-tulang sulbi kaum lelaki dan rahim-rahim kaum wanita, seraya mengatakan,

Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu.

Sedangkan jawab dari amar yang di muka tadi ialah (niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki) lafadz Rijalan adalah bentuk jamak dari lafadz Rajilun, wazan-nyasama dengan lafadz Qa'imun yang bentuk jamaknya adalahQiyamun; artinya berjalan kaki (dan) dengan berkendaraan (dengan menaiki unta yang kurus) karena lamanya perjalanan;

lafal Dhamirin dapat ditujukan kepada jenis jantan dan betina(mereka datang) yakni unta-unta kurus itu yang dimaksud adalah orang-orang yang mengendarainya (dari segenap penjuru yang jauh) dari daerah yang perjalanannya sangatjauh. (QS. Al-Hajj (22): 27)

Riwayat lain mengatakan bahwa mukjizat Rasulullah ketika membelah bulan terjadi di Jabal Abi Qubais. Kafir Quraisy telah meminta kepada Rasulullah membuktikan kenabiannya dengan membelah bulan. Dengan kekuasaan Allah, dengan telunjuk Rasulullah membelah bulan menjadi dua bagian. Peristiwa ini telah disaksikan oleh kaum musyrik Makkah bahwa bulan benar-benar terbelah dua, satu belahan berada di atas Jabal Qubais, dan belahan kedua bergerak kearah Jabal Qu'aiqu'an yang terletak berhadapan dengan bukit Marwa.

JABAL QU"AIQU"AN

Jabal Qu'aiqu'an yang terletak di sebelah selatan Masjidil Haram, berada di daerah pintu menuju arah Syamiah dan berhadapan dengan bukit Marwah.

Menurut Sayyid Dr.Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitabnya "Fi Rihab al-Baitil Haram", jabal ini memilki banyak nama diantaranya jabal al-'Abadi atau jabal Al-Sulaimaniyahatau jabal Al-Sudan atau jabal al-Hindi, dan ketinggiannya 410 meter di atas permukaan laut.

Gunung bersejarah ini saksi atas mukjizat Rasulullah ketika membelah bulan di Jabal Abi Qubais menjadi dua belahan dengan jari telunjuk. Jabal ini merupakan Jabal akhsyabinatau bukit berbatu yang sangat keras setelah jabal AbiQubais.

Dalam Kitab Ar Raudh al Ma'thar fi khabari al Aqthar, SyeikhMuhammad bin Abdul Mun'im Al Himiri , 1/18:

Telah diriwayatkan bahwa Jibril pernah datang kepada Rasulullah lalu berkata, "Wahai Muhammad, seandainya kamu berkehendak agar aku hempaskan ke dua gunung batu keras ini kepada mereka (kafir Quraisy), maka akan aku lakukan."

JABAL RUMAT

Jabal Rumat (Jabal Ainain), bukit yang terletak di sebelah selatan makam syuhada Uhud, di samping wadi Qanat.

Jabal ini menjadi saksi perang dahsyat antara kaum muslim sebanyak 700 orang melawan 3.000 orang musyrik Mekkah yaitu Perang Uhud.

Disebut Jabal Rumat (Pemanah), karena di bukit tersebut Rasulullah menunjuk 50 orang pemanah untuk bersiaga dalam perang Uhud, dengan komandan Abdullah ibn Jabirra. Rasulullah berkata, "Lindungilah, jangan sampai pasukan kuda mereka menerobos ke kita, dan tetaplah di tempatmu, kalah atau menang, jangan sampai mereka masuk dari belakangmu."

Perang Uhud terjadi pada 3 Hijriyah, ketika kaum musyrik Makkah sampai di perbatasan Madinah, umat Islam mengadakan musyawarah bersama para sahabatyang dipimpin oleh Muhammad. Banyak para sahabat mengusulkan agar umat Islam menyongsong kedatangan musuh di luar kota Madinah, usulan ini disetujui oleh Rasulullah.

Beberapa orang pemanah ditempatkan di atas gunung Rumat, untuk mengadakan serangan-serangan balasan bilamana kaum musyrik mulai menggempur posisi umat Islam.

Strategi Rasulullah berhasil menghalau pasukan musuh dan "kemenangan" sudah di depan mata. Namun para pemanah yang berada di atas gunung Rumat melakukan tindakan indisipliner, setelah melihat barang-barang yang ditinggalkan oleh musuh ada beberapa di antara mereka yang meninggalkan pos di jabal rumat untuk turut mengambil barang-barang tersebut padahal Rasulullah telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan pos, apapun yang terjadi.

Adanya pengosongan pos oleh pemanah tersebut dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) seorang ahli strategi perang yang memimpin tentara berkuda.

Ia menggerakkan pasukannya mengelilingi Jabal Rumat dan selanjutnya menyerang dari belakang pasukan Muslim.

Kekalahan pun terjadi dan 70 orang syuhada' antara lain Hamzah bin Abdul Munthalib paman Rasulullah.

(TIM JUMRAH)

Artikel Terakhir

Arsip

Penyelenggara Umrah