Keberadaan Maqam Ibrahim AS

Edisi 6 Desember 2015 Tahukah Anda?
img

Maqam Ibrahim AS bukanlah tempat disemayamkan (kuburan) Nabi Ibrahim AS sebagaimana anggapan banyak orang.

Maqam dalam bahasa Arab artinya tempat berdiri. Maqam Ibrahim adalah tempat berdirinya Ibrahim AS saat membangun kembali Ka’bah. Wujud maqamini adalah bangunan kecil terletak di sebelah timur Ka’bah. Di dalam bangunan itu terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersamaan dengan Hajar Aswad.

Di atas batu itu Ibrahim berdiri ketika membangun Ka’bah menjadi setinggi sembilan hasta. Ketika itu, Ismail AS membantu sang ayah untuk menaiki dan berdiri di atas batu itu. Dengan seijin Allah, pijakan kedua kaki Ibrahim itu membekas di atas batu dan masih tetap ada hingga saat ini.

Abu Thalib pernah berkata dalam satu qasidahnya yang berkaitan dengan Maqam Ibrahim, yang artinya,

"Pijakan Ibrahim tercetak di atas batu dengan jelas membentuk dua telapak kakinya yang telanjang tidak beralas."

Di dalam Kitab Mu'jam Lughah Fuqaha', 2/49, Maqam menurut bahasa adalah tempat berdiri kedua kaki atau tempat duduk, atau juga dapat berarti tempat dimana menetapnya para Nabi atau Auliya' seperti tersurat pada Al Quran surat Al Baqarah ayat 125 dengan Tafsir Jalalain:

"(Dan jadikanlah) hai manusia (sebagian maqam Ibrahim) yaitu batu tempat berdirinya Nabi Ibrahim AS ketika membangun Baitullah (sebagai tempat shalat) yaitu dengan mengerjakan shalat sunah thawaf dibelakangnya.” QS. Al Baqarah (2):125

Menurut satu qiraat dibaca 'wattakhadzu' yang artinya; “dan mereka menjadikan”; hingga menjadi kalimat berita.

Maqam Ibrahim adalah tempat pijakan kaki Nabi Ibrahim AS ketika membangun Ka'bah maupun ketika berdiri sedang melaksanakan ibadah.

Menurut pengukuran Muhammad Thahir al-Kurdi (wafat tahun 1400H), bekas pijakan telapak kaki Ibrahim AS tersebut, tebalnya 20 cm, panjang 36 cm. Kedalaman jejak kaki Ibrahim 9 cm dan 10 cm.

Maqam Ibrahim sudah dilingkari metal berkubah keemasan.

Maqam juga dapat diartikan sebagai manzilah-derajat, pangkat atau kedudukan yang terpuji yaitu Syafa'atul Udhma, yang mana Allah SWT memuliakan Muhammad SAW kelak di hari kiamat, sebagaimana tersurat dalam Al Quran Surat Ar Rahman ayat 46 dengan Tafsir Jalalain:

"(Dan bagi orang yang takut) bagi masing-masing dari mereka atau bagi mereka semuanya (akan saat menghadap Rabbnya) yaitu takut manakala ia berdiri di hadapan Rabbnya untuk menjalani hisab. Oleh karena itu, maka ia tidak mau berbuat durhaka kepada-Nya (ada dua taman).” QS Ar Rahman (55):46

Maqam ini sejak masa Ibrahim AS menempel pada dinding Ka'bah, hingga pada masa Khalifah Umar Bin Abu Thalib RA, memindahkannya kebagian belakang (tempat berada sekarang). Hal ini diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam kitab Mushannaf dengan sanad yang shahih dari Atha'dan juga dari Mujahid, dan al-Baihaqi meriwayatkan dari ‘Aisyah ra dengan sanad yang kuat, semakna dengan lafadz di atas,

"Sesungguhnya maqam Ibrahim AS pada jaman Rasulullah SAW dan Khalifah Abu Bakar ra menempel pada Baitullah. Kemudian dipindahkan oleh Umar bin Abu Thalib RA ke bagian belakang (sejauh 11,5 meter dari dinding Ka'bah), dan para sahabat tidak memprotes tindakan Umar ra ini juga orang-orang setelahnya,” ini menunjukkan terjadinya Ijma'.

img

Khalifah Umar RA melihat bahwa jika membiarkan maqam tetap berada pada tempatnya, dikhawatirkan mengganggu keleluasaan ruang beribadah saat thawaf dan shalat berjamaah ketika datang banyak jamaah.

Maka Umar RA memindahkannya ke tempat yang dianggap dapat menyelesaikan masalah.

Upaya Umar ini dapat dibenarkan, karena ada perintah menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.

Terdapat juga hadis sahih, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir mengenai sifat Haji Rasululah bahwa; "Ketika sampai di Ka’bah bersama Rasulullah, baginda langsung mencium rukun Hajar Aswad, kemudian berlari-lari kecil tiga putaran, dan (selebihnya) yang empat putaran dengan jalan biasa (thawaf). Lalu Rasulullah ke Maqam Ibrahim dan membaca; "Dan jadikanlah sebahagian Maqam Ibrahim tempat shalat", dan menjadikannya berada diantara dirinya dan Ka'bah".

Kemudian, dijelaskan juga, batu yang menjadi hamparan bagi dipijak oleh Nabi Ibrahim itu berasal dari Surga. Nabi Muhammad SAW bersabda Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim ialah batu-batuan dari syurga, seandainya Allah tidak melenyapkan cahaya (dari) keduanya, niscaya ia akan menerangi Timur dan Barat seluruhnya.

Sementara dalam riwayat dari Imam al-Baihaqi, disebutkan seandainya bukan karena dosa dan kesalahan anak cucu Adam, maka keduanya (batuan itu) mampu menerangi Timur dan Barat. Menurut Imam Hasan al-Basri dan ulama-ulama tersohor lain, berdoa dibelakang Maqam Ibrahim akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.

Maqam Ibrahim terpelihara dan bertahan hingga ribuan tahun, setidaknya saat ini (2015) telah berusia sekitar 5,000 tahun. Bangunan itu kini, ditutup dengan kaca berbentuk kubah. Ukuran jejak kaki Ibrahim tidak besar, kurang lebih sama dengan ukuran kaki manusia saat ini.

Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim memiliki panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dengan bekas pijakan sedalam 10 cm. Bekas itu masih tampak jelas.

Abdullah bin Zubair ra pernah mengatakan,

"Sungguh, aku tidak pernah melihat sesuatu yang mirip seperti miripnya telapak kaki Rasulullah dengan telapak kaki Ibrahim yang kami lihat di maqam."

(TIM JUMRAH)

Artikel Terakhir

Arsip

Penyelenggara Umrah