Janji dan Sumpah Anak Adam AS

Edisi 7 Mei 2016 Sirah Nabawiyah
img

PENCIPTAAN KETURUNAN ADAM ALAIHIS SALAM

Ubai mengatakan, "Allah mengumpulkan mereka semua yang akan ada hingga hari kiamat pada saat itu, Allah menciptakan dan memberikan bentuk pada mereka, setelah itu Allah meminta mereka berbicara. Allah kemudian mengambil perjanjian dan sumpah dari mereka dan menjadikan diri mereka sebagai saksi, ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi (Kami lakukan yang demikian itu),’ dan seterusnya."

IMAM MALIK BIN ANAS meriwayatkan dalam Al-Muwattha' dari Zaid bin Abu Unaisah, bahwa Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Khattab mengabarkan kepadanya, dari Muslim bin Yasar Al-Juhani, suatu ketika Umar bin Khattab ditanya tentang ini;

"Dan (ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?' Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi.' Dan seterusnya. (Al-A'raf: 172).

Umar bin Khattab mengatakan, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang ayat ini,

"Sungguh, Allah menciptakan Adam A.S, setelah itu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dari punggungnya itu Ia mengeluarkan keturunan Adam, Allah berfirman, "Aku menciptakan mereka untuk surga dan dengan amalan penghuni surga yang mereka kerjakan." Setelah itu mengusap punggungnya, kemudian dari punggungnya itu Ia mengeluarkan keturunan Adam, Allah berfirman, "Aku menciptakan mereka untuk neraka dan dengan amalan penghuni neraka yang mereka kerjakan."

Seorang sahabat kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita melakukan amalan (toh semuanya sudah ditakdirkan)?' Rasulullah SAW menjelaskan, "Ketika Allah menciptakan seorang hamba untuk surga, Allah membuat orang tersebut melakukan amalan penghuni surga hingga ia meninggal dalam kondisi melakukan salah satu amalan penghuni surga, sehingga dengan amalan itu ia masuk surga. Dan ketika Allah menciptakan seorang hamba untuk neraka, Allah membuat orang tersebut melakukan amalan penghuni neraka hingga ia meninggal dalam kondisi melakukan salah satu amalan penghuni neraka, sehingga dengan amalan itu ia masuk neraka."

Demikian riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Jaris, Ibnu Abi Hatim, Abu Hatim bin Hibban dalam kitab Shahihnya dari sejumlah jalur riwayat, dari Imam Malik, dengan matan yang sama.

At-Tirmidzi mengatakan, "Hadist ini hasan. Muslim bin Yasar tidak mendengar dari Umar. "Pernyataan senada juga disampaikan Abu Hatim dan Abu Zur'ah. Abu hatim menambahkan, "Di antara keduanya ada (perawi perantara bernama) Nu'aim bin Rabi'ah.”

Hadist ini juga diriwayatkan Abu Dawud dari Muhammad bin Mushaffa, dari Baqiya, dari Umar bin Ju'tsam, dari Zaid bin Abu Unaisah, dari Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zid bin Khattab, dari Muslim bin Yasar, dari Nu'aim bin Rabi'ah, ia menuturkan, "Suatu ketika aku berada di dekat Umar bin Khattab, ia ditanya tentang ayat ini,"Abu Dawud menyebutkan hadist di atas hingga tuntas.

Al-Hafizh Daruquthni menyatakan, "Abu Farwah bin Yazid bin Sinan Ar-Rahawi pun meriwayatkan hadist ini mengikuti riwayat Umar bin Ju'tsam dari Zaid bin Abu Unaisah. Perkataan mereka berdua ini lebih tepat dari perkataan Malik.”

Hadist-hadits tersebut diatas menunjukkan, Allah mengeluarkan keturunan Adam dari punggungnya laksana semut, kemudian Allah membagi mereka dalam dua golongan; golongan kanan dan golongan kiri, Allah berfirman, "Mereka (Aku ciptakan) untuk surga dan Aku tidak peduli mereka (Aku ciptakan) untuk surga dan Aku tidak peduli.”

Terkait persaksian dan pengakuan akan keesaan Allah dengan tutur kata yang diucapkan keturunan Adam, tidak ada hadist-hadist kuat tentang hal itu.

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Husain bin Muhammad, dari Jarir (maksudnya Ibnu Hazim), dari Kultsum bin Jabr, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda,

"Sungguh, Allah mengambil perjanjian dari punggung Adam di Nu'man pada hari Arafah, lalu dari tulang punggungnya Allah mengeluarkan seluruh keturunan yang Allah ciptakan, lalu Allah tebarkan di hadapannya, lalu Allah berbicara kepada mereka secara langsung, ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?' Mereka menjawab. ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya, ketika itu kami lengah terhadap ini.'

Atau agar kamu mengatakan, ‘Sesungguhnya, nenek moyang kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang (datang) setelah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu) yang sesat?' (Al-A'raf: 172-183).

Sanad hadist ini bagus dan kuat sesuai syarat Muslim. Diriwayatkan An-Nasa'i, Ibnu Jarir, dan Hakim dalam Al-Mustadrak dari hadist Husain bin Muhammad Al-Marwazi dengan matan yang sama. Hakim mengatakan, "Sanadnya shahih, hanya saja tidak ditakhrij Imam Bukhari dan Muslim."

Hanya saja hadist ini diperdebatkan, karena Kultsum bin Jabr meriwayatkan hadist ini secara marfu' dan juga mauquf. Seperti itu juga dengan riwayat Al-Aufa, Al-Wabili, Dhahhak dan Abu Hamzah dari Ibny Abbas secara mauquf. Riwayat mauquf lebih banyak dan lebih kuat. Wallahu a'lam. Hadist ini juga diriwayatkan dari Abdullah bin Umar secara mauquf dan marfu'. Riwayat yang mauquf lebih shahih.

Kalangan yang berpendapat bahwa pengambilan sumpah dari keturunan Adam ini benarbenar terjadi, mereka adalah jumhur ulama, berpedoman pada riwayat Imam Ahmad; Hajjaj bercerita kepada kami, Syu'bah bercerita kepadaku, dari Abu Umran Al-Jauni, dari Anas bin Malik, dari Rasulullah SAW bersabda;

"Dikatakan pada salah satu penghuni neraka pada hari kiamat, ‘Andai kau memiliki segala sesuatu di bumi, apakah kau akan menebus diri dengan semua itu (dari siksa-Ku)?' ‘Ya,' jawab hamba itu. Allah berfirman, ‘Aku menginginkan yang lebih mudah dari itu, Aku telah mengambil perjanjian darimu saat kau berada di tulang punggung Adam agar kau tidak menyekutukan-Ku dengan apa pun, tapi kau tetap bersikeras untuk menyekutukan- Aku."(HR. Bukhari dan Muslim dari Syu'bah dengan matan yang sama).

Abu Ja'far Ar-Razi meriwayatkan dari Rabi' bin Anas, dari Abu Aliyah, dari Ubai bin Ka'ab terkait firman Allah SWT;

"Dan (ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Rabbmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya, ketika itu kami lengah terhadap ini." Atau agar kamu mengatakan, "Sesungguhnya, nenek moyang kami telah mempersekutukan Rabb sejak dulu, sedang kami adalah keturunan yang (datang) setelah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu) yang sesat?"(Al-A'raf: 172-183).

Ubai berkata, "Allah mengumpulkan mereka semua yang akan ada hingga hari kiamat pada saat itu, Allah menciptakan dan memberikan bentuk pada mereka, setelah itu Allah meminta mereka berbicara, mereka berbicara. Allah kemudian mengambil per-janjian dan sumpah dari mereka dan menjadikan diri mereka sebagai saksi, "Bukankah Aku ini Rabbmu?" Mereka menjawab, "Benar (Engkau Rabb kami), kamibersaksi (Kami lakukan yang demikian itu),' dan seterusnya."

Allah berfirman, "Aku jadikan tujuh langit, tujuh bumi, dan ayah kalian sebagai saksi bagi kalian, agar kelak pada hari kiamat (kalian tidak) mengatakan, ‘Kami tidak mengetahui itu.' Ketahuilah! Sungguh tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) selain-Ku, tiada Rabb selain-Ku. Janganlah kalian menyekutukan-Ku dengan apa pun. Sungguh, Aku akan mengutus rasul-rasul pada kalian untuk mengingatkan janji-Ku ini pada kalian, dan Aku akan menurunkan kitab-Ku ini pada kalian."

Mereka berkata, "Kami bersaksi bahwa Engkau Rabb dan ilah kami. Tiada Rabb bagi kami selainMu, tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) bagi kami selain-Mu." Mereka mengakui ketaatan untuk-Nya saat itu.

Allah Ta'ala lalu mengangkat ayah mereka, Adam, lalu Adam melihat mereka. Terlihat di antara mereka ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang bagus rupanya dan ada yang tidak seperti itu. Lalu Adam berkata, "Ya Rabb! Kenapa engkau tidak menyamakan semua hamba-hamba-Mu?"

Allah menjawab. "Sungguh. Aku ingin disyukuri.' Di antara mereka, Adam melihat para nabi, mereka laksana lentera, mereka memancarkam cahaya, mereka diistimewakan dengan perjanjian lain; perjanjian risalah dan nubuwah."

Itulah yang difirmankan Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam dan Kami telah mengambil mereka perjanjian yang teguh.' (Al-Ahzab: 7). ‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah." (Ar-Rum: 30).

Terkait hal itu, Allah SWT berfirman,
"Ini (Muhammad) salah seorang pemberi peringatan di antara para pemberi peringatan yang telah terdahulu." (An-Najm: 56).

"Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang yang benar-benar fasik." (Al-A'raf: 102).

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, mereka semua menjalankan perintah ilahi, tapi Iblis enggan bersujud pada Adam karena dengki dan memusuhi. Akhirnya Allah mengusir, menjauhkannya dari rahmat, dan mengeluarkannya dari surga. Allah menurunkan Iblis ke bumi dalam keadaan terusir, terlaknat dan terkutuk.

Imam Ahmad menyatakan, "Waki', Ya'la dan Muhammad bin Ubaid bercerita kepada kami, mereka mengatakan, "A'masy bercerita kepada kami, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Saat anak Adam membaca ayat Sajdah lalu ia bersujud, setan menjauh dengan menangis sambil mengatakan, "Duhai celakanya! anak Adam diperintahkan bersujud sehingga ia mendapatkan surga sementara aku diperintahkan bersujud tapi aku mendurhakai (perintah itu) sehingga aku mendapat neraka." (HR. Muslim dari hadist Waki' dan Abu Mu'awiyah dari A'masy dengan matan yang sama).

Wallahu a'lam bishawab...

Artikel Terakhir

Arsip

Penyelenggara Umrah